Teruntuk Kamu #3
Sepertinya aku bercanda saat aku bilang tulisan yang kemarin adalah tulisan yang terakhir. Aku hanya ingin bercerita padamu. Jadi apa kabar ?
Beberapa hari terakhir aku merasa sangat bahagia, panik, senang, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ini akan menjadi sebuah cerita yang panjang (lagi) dan akan membuatmu bosan, mungkin.
Tepat di hari dimana aku menulis ini, aku terbangun jam 3 pagi. Ternyata ini otakku lebih berfungsi dengan baik. Saking berfungsinya, aku sempat berfikir beberapa saat ketika hendak menulis ini. Rasanya seperti tidak bisa meluapkan perasaan. Hari demi hari menjadi sebuah proses pendewasaan, aku sudah berada di usia yang tidak lagi muda. Beberapa minggu kemarin ketika aku membawa diary lamaku dan membacanya, aku tersadar bahwa aku adalah orang yang sangat ekspresif.
Kira - kira sekitar 4 tahun yang lalu, aku adalah orang yang tidak bisa berekspresi sebebas ini. Aku terkekang di dalam sebuah kondisi yang tidak aku suka, aku selalu berdoa dan berharap aku bisa keluar dari sana suatu hari nanti. Aku juga menyadari, ternyata aku menulis diary setiap tengah malam menuju pagi. Kenangan itu mulai terlintas kembali, biasanya pada masa itu aku habiskan waktu untuk menangis, mengingat berapa banyak waktu yang kulalui dengan kebahagiaan, kerinduan, kesedihan. Kubenamkan kepalaku dibantal, lalu menangis sepuasnya sampai aku terlelap. Aku merindukannya, rasanya selega itu.
Semua tulisanku di diary lama berisi tentang perasaanku yang tidak pernah bisa kuungkapkan. Aku yang dulu adalah aku yang sangat hebat dan kuat karena bisa bertahan seperti itu. Mungkin itulah yang menjadi awal bagiku untuk menuliskan beberapa hal bodoh dalam blog ini. Dan setelah tahun-tahun itu berlalu, aku berubah. Sekarang aku punya tempat dimana aku bisa berekspresi sesukaku. Aku punya teman yang mau menerima diriku, teman yang mau bertukar pikiran paling bodoh sekalipun. Aku punya beberapa koleksi lagu yang menemaniku dalam berbagai suasana hati. Aku punya hewan peliharaan yang bisa kuajak bicara setiap hari. Aku punya tubuh sehat yang bisa membawaku menuju tempat-tempat baru. Aku lebih mencintai diriku sendiri, aku tidak merasa bahwa aku harus menjadi orang lain. Dan, aku bisa menerima hal yang berbeda, tidak hanya memikirkan egoku sendiri saja. Ternyata semuanya terasa lebih mudah ketika aku mau menerima diriku apa adanya. Aku sangat bersyukur.
Aku masih belajar, belajar, belajar, dan terus belajar. Aku berusaha mengurangi stress sedikit demi sedikit. Aku mulai belajar untuk mengontrol emosi yang berlebihan. Mungkin aku juga harus mengontrol ekspresi yang terlalu terlihat ini hahaha.
Seminggu yang lalu anakku, seekor kucing yang bernama Chiki, dia pulang. Setelah kabur dari rumah selama 3 bulan dia kembali dalam keadaan kurus dan sakit. Aku menangis, rasanya seperti orangtua yang dilupakan anaknya ketika dia sukses lalu anaknya kembali kerumah setelah dia terjatuh. Ternyata Chiki masih membutuhkanku. Mungkin perasaan ini yang akan aku rasakan ketika aku punya anak nanti. Chiki menjadi lebih manja dari yang sebelumnya. Aku senang dia kembali, aku senang bisa merawatnya lagi. Kadang aku merasa bersalah padanya, aku bukanlah ibu yang baik, aku bahkan tidak bisa merawatnya dengan total. Tapi dia tetap memilih untuk kembali kepadaku dan hidup dengan keluargaku yang sederhana ini. Aku sangat terharu sampai tidak bisa menahan air mata, hahaha. Chiki sudah seperti keluarga dirumah, dia bisa tidur dimana saja. Kadang dia juga duduk mendengarkan kami yang berdebat diruang tamu. Ayah dan ibuku juga tidak keberatan. Walaupun ibuku tetap tidak suka kalau aku terlalu dekat dengan kucing karena alasan kesehatan.
Dipostingan sebelumnya aku bilang bahwa aku ingin merubah pola hidupku yang tidak sehat ini, itu belum sepenuhnya terwujud. Aku tidak suka buah-buahan. Mungkin ini akan terdengar aneh bagimu, tapi aku sudah menjalani hidup seperti ini dalam bertahun-tahun. Beruntungnya aku selalu diberikan kesehatan, aku tidak pernah dirawat di rumah sakit. Aku sendiri tidak tau pastinya sejak kapan aku tidak lagi mengkonsumsi buah-buahan, yang jelas sampai sekarang aku masih kesulitan dengan hal ini. Aku hanya bisa mengkonsumsi buah-buahan jika buah itu menjadi bentuk makanan atau minuman. Seperti kue, juice, salad buah, dan keripik. Aku tidak menyukai buah-buahan dari bentuknya, entah mengapa itu menjijikan bagiku. Aku juga benci sampah dari buah-buahan, itu menjadi sebuah siksaan jika aku melihatnya. Aku juga hanya mengkonsumsi buah yang memiliki tampilan visual yang indah, hahahaha aneh memang.
Aku semakin senang menyendiri. Menghabiskan waktu duduk di tepi danau atau berjalan kaki sambil mendengarkan lagu. Orang bilang bahwa masalah akan lebih baik jika dibawa 'jalan', itulah yang selama ini aku lakukan. Aku senang berjalan kaki sejauh apapun dan tidak merasa lelah. Ketika aku berjalan kaki, aku bisa memikirkan banyak hal atau sekedar berkhayal. Itu sudah aku lakukan sejak kecil. Dulu kakekku suka mengajakku berjalan ke pasar, pulangnya kita membeli kue bolu dan eskrim. Sesederhana itu tapi sangat menyenangkan. Sayangnya sekarang kakek sudah terlalu tua untuk berjalan, bahkan kami tidak bisa minum kopi sambil ngobrol bersama lagi.
Oh iya, akhir-akhir ini orang- orang sangat baik sekali. Aku mendapatkan banyak tambahan makanan. Aku sangat terharu sekaligus bersyukur, ternyata masih banyak sekali orang yang baik. Semua makanan itu rasanya sangat enak, aku suka. Sepertinya aku akan melupakan bahwa aku harus diet, yang penting aku sehat, masalah kamu mau menerima aku yang gendut ini atau tidak itu adalah urusanmu hahaha. Seperti apapun kamu, aku mencintaimu apa adanya.
Seseorang bertanya "apakah tulisan ini berasal dari hati?". Aku sendiri tidak bisa menjawabnya dengan pasti. Menulis adalah sesuatu yang kulakukan dan menjadi kebiasaan. Ketika aku menulis, aku merasa seperti sedang bermain piano atau menggambar. Aku memang menuangkan perasaanku pada tulisan ini, tapi semua tergantung pada persepsimu. Jika kamu merasa bahwa tulisan ini adalah sesuatu yang berasal dari hati, berarti aku berhasil bukan?. Kubilang padanya bahwa tulisan ini hanyalah kegabutanku semata, itu juga tidak salah, karena aku memang menulisnya disaat aku sedang tidak mengerjakan apapun.
Jadi bagaimana denganmu? apa yang sudah kamu lewati beberapa hari ini? apakah harimu menyenangkan?. Aku ingin mendengar ceritamu, suatu hari nanti kamu harus menceritakannya padaku. Aku suka mengobrol sambil meminum kopi atau teh, kau boleh membawaku ke tempat yang kamu suka. Aku akan senang hati menerimanya. Jadi aku tunggu.
Sekarang sudah mulai jam 7, aku harus mengakhiri tulisan ini karena banyak hal yang harus aku kerjakan. Terkadang aku juga menulis saat ingin lari dari kenyataan ahahahaha.
Terimakasih. Semoga harimu menyenangkan.
Beberapa hari terakhir aku merasa sangat bahagia, panik, senang, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ini akan menjadi sebuah cerita yang panjang (lagi) dan akan membuatmu bosan, mungkin.
Tepat di hari dimana aku menulis ini, aku terbangun jam 3 pagi. Ternyata ini otakku lebih berfungsi dengan baik. Saking berfungsinya, aku sempat berfikir beberapa saat ketika hendak menulis ini. Rasanya seperti tidak bisa meluapkan perasaan. Hari demi hari menjadi sebuah proses pendewasaan, aku sudah berada di usia yang tidak lagi muda. Beberapa minggu kemarin ketika aku membawa diary lamaku dan membacanya, aku tersadar bahwa aku adalah orang yang sangat ekspresif.
Kira - kira sekitar 4 tahun yang lalu, aku adalah orang yang tidak bisa berekspresi sebebas ini. Aku terkekang di dalam sebuah kondisi yang tidak aku suka, aku selalu berdoa dan berharap aku bisa keluar dari sana suatu hari nanti. Aku juga menyadari, ternyata aku menulis diary setiap tengah malam menuju pagi. Kenangan itu mulai terlintas kembali, biasanya pada masa itu aku habiskan waktu untuk menangis, mengingat berapa banyak waktu yang kulalui dengan kebahagiaan, kerinduan, kesedihan. Kubenamkan kepalaku dibantal, lalu menangis sepuasnya sampai aku terlelap. Aku merindukannya, rasanya selega itu.
Semua tulisanku di diary lama berisi tentang perasaanku yang tidak pernah bisa kuungkapkan. Aku yang dulu adalah aku yang sangat hebat dan kuat karena bisa bertahan seperti itu. Mungkin itulah yang menjadi awal bagiku untuk menuliskan beberapa hal bodoh dalam blog ini. Dan setelah tahun-tahun itu berlalu, aku berubah. Sekarang aku punya tempat dimana aku bisa berekspresi sesukaku. Aku punya teman yang mau menerima diriku, teman yang mau bertukar pikiran paling bodoh sekalipun. Aku punya beberapa koleksi lagu yang menemaniku dalam berbagai suasana hati. Aku punya hewan peliharaan yang bisa kuajak bicara setiap hari. Aku punya tubuh sehat yang bisa membawaku menuju tempat-tempat baru. Aku lebih mencintai diriku sendiri, aku tidak merasa bahwa aku harus menjadi orang lain. Dan, aku bisa menerima hal yang berbeda, tidak hanya memikirkan egoku sendiri saja. Ternyata semuanya terasa lebih mudah ketika aku mau menerima diriku apa adanya. Aku sangat bersyukur.
Aku masih belajar, belajar, belajar, dan terus belajar. Aku berusaha mengurangi stress sedikit demi sedikit. Aku mulai belajar untuk mengontrol emosi yang berlebihan. Mungkin aku juga harus mengontrol ekspresi yang terlalu terlihat ini hahaha.
Seminggu yang lalu anakku, seekor kucing yang bernama Chiki, dia pulang. Setelah kabur dari rumah selama 3 bulan dia kembali dalam keadaan kurus dan sakit. Aku menangis, rasanya seperti orangtua yang dilupakan anaknya ketika dia sukses lalu anaknya kembali kerumah setelah dia terjatuh. Ternyata Chiki masih membutuhkanku. Mungkin perasaan ini yang akan aku rasakan ketika aku punya anak nanti. Chiki menjadi lebih manja dari yang sebelumnya. Aku senang dia kembali, aku senang bisa merawatnya lagi. Kadang aku merasa bersalah padanya, aku bukanlah ibu yang baik, aku bahkan tidak bisa merawatnya dengan total. Tapi dia tetap memilih untuk kembali kepadaku dan hidup dengan keluargaku yang sederhana ini. Aku sangat terharu sampai tidak bisa menahan air mata, hahaha. Chiki sudah seperti keluarga dirumah, dia bisa tidur dimana saja. Kadang dia juga duduk mendengarkan kami yang berdebat diruang tamu. Ayah dan ibuku juga tidak keberatan. Walaupun ibuku tetap tidak suka kalau aku terlalu dekat dengan kucing karena alasan kesehatan.
Dipostingan sebelumnya aku bilang bahwa aku ingin merubah pola hidupku yang tidak sehat ini, itu belum sepenuhnya terwujud. Aku tidak suka buah-buahan. Mungkin ini akan terdengar aneh bagimu, tapi aku sudah menjalani hidup seperti ini dalam bertahun-tahun. Beruntungnya aku selalu diberikan kesehatan, aku tidak pernah dirawat di rumah sakit. Aku sendiri tidak tau pastinya sejak kapan aku tidak lagi mengkonsumsi buah-buahan, yang jelas sampai sekarang aku masih kesulitan dengan hal ini. Aku hanya bisa mengkonsumsi buah-buahan jika buah itu menjadi bentuk makanan atau minuman. Seperti kue, juice, salad buah, dan keripik. Aku tidak menyukai buah-buahan dari bentuknya, entah mengapa itu menjijikan bagiku. Aku juga benci sampah dari buah-buahan, itu menjadi sebuah siksaan jika aku melihatnya. Aku juga hanya mengkonsumsi buah yang memiliki tampilan visual yang indah, hahahaha aneh memang.
Aku semakin senang menyendiri. Menghabiskan waktu duduk di tepi danau atau berjalan kaki sambil mendengarkan lagu. Orang bilang bahwa masalah akan lebih baik jika dibawa 'jalan', itulah yang selama ini aku lakukan. Aku senang berjalan kaki sejauh apapun dan tidak merasa lelah. Ketika aku berjalan kaki, aku bisa memikirkan banyak hal atau sekedar berkhayal. Itu sudah aku lakukan sejak kecil. Dulu kakekku suka mengajakku berjalan ke pasar, pulangnya kita membeli kue bolu dan eskrim. Sesederhana itu tapi sangat menyenangkan. Sayangnya sekarang kakek sudah terlalu tua untuk berjalan, bahkan kami tidak bisa minum kopi sambil ngobrol bersama lagi.
Oh iya, akhir-akhir ini orang- orang sangat baik sekali. Aku mendapatkan banyak tambahan makanan. Aku sangat terharu sekaligus bersyukur, ternyata masih banyak sekali orang yang baik. Semua makanan itu rasanya sangat enak, aku suka. Sepertinya aku akan melupakan bahwa aku harus diet, yang penting aku sehat, masalah kamu mau menerima aku yang gendut ini atau tidak itu adalah urusanmu hahaha. Seperti apapun kamu, aku mencintaimu apa adanya.
Seseorang bertanya "apakah tulisan ini berasal dari hati?". Aku sendiri tidak bisa menjawabnya dengan pasti. Menulis adalah sesuatu yang kulakukan dan menjadi kebiasaan. Ketika aku menulis, aku merasa seperti sedang bermain piano atau menggambar. Aku memang menuangkan perasaanku pada tulisan ini, tapi semua tergantung pada persepsimu. Jika kamu merasa bahwa tulisan ini adalah sesuatu yang berasal dari hati, berarti aku berhasil bukan?. Kubilang padanya bahwa tulisan ini hanyalah kegabutanku semata, itu juga tidak salah, karena aku memang menulisnya disaat aku sedang tidak mengerjakan apapun.
Jadi bagaimana denganmu? apa yang sudah kamu lewati beberapa hari ini? apakah harimu menyenangkan?. Aku ingin mendengar ceritamu, suatu hari nanti kamu harus menceritakannya padaku. Aku suka mengobrol sambil meminum kopi atau teh, kau boleh membawaku ke tempat yang kamu suka. Aku akan senang hati menerimanya. Jadi aku tunggu.
Sekarang sudah mulai jam 7, aku harus mengakhiri tulisan ini karena banyak hal yang harus aku kerjakan. Terkadang aku juga menulis saat ingin lari dari kenyataan ahahahaha.
Terimakasih. Semoga harimu menyenangkan.
Comments
Post a Comment