Dibawah atap gedung tua
Hari itu hujan turun dengan derasnya. Kukira aku membawa payungku, sepertinya aku lupa bahwa payungnya sudah hilang sejak beberapa bulan yang lalu. Aku berteduh di bawah atap sebuah gedung tua. Kulihat di ujung sana, sebuah perempatan jalan dengan lampu merah di sisi kanan menunjukkan warna hijau sedangkan di sisi lainnya berwarna merah. Sebagian mobil berlalu, sebagian lainnya terdiam menunggu giliran mereka berjalan. Aku sendiri terhenti tanpa arahan apapun. Hujan menghentikan langkahku walaupun aku bisa menembusnya dengan resiko bahwa bajuku akan basah. Orang berlalu - lalang berjalan bersama payung mereka, sedangkan aku masih terdiam mengambil keputusan yang tepat. Jika aku menerobos hujan, bukan hanya pakaianku yang basah, kemungkinan besar aku akan sakit juga. Tapi aku juga tidak suka menunggu terdiam membunuh waktu seperti ini. Mengambil keputusan memang tidak mudah, salah-salah mungkin aku akan menyesal. Di bawah atap gedung tua itu aku berteduh bersama seorang pemuda. ...